Mari menjelajahi waktu pada masa KMI~
Berkenalan dengan guru Matematika, yaitu bu Ade Suyenti, beliau akrab dipanggil Bude atau Buk Ade. Anak bu Ade pernah sekolah di Madrasah Ibtidaiyah (MI) setara SD di Diniyyah Puteri (DP). Tak jarang kami membercandainya ketika pulang sekolah, karena pulang dari MI pasti melewati bangunan KMI. Anak yang laki-laki menyambung sekolah ke PIAR (Perguruan Islam Ar-Risalah), sedangkan yang perempuan di DP.
Ketika naik jenjang ke KMI, aku sering melihat kakak kelas yang selalu menempel sama bu Ade, entah itu sekedar bercanda atau ingin membuat sebuah permintaan, hahaha.
Di mataku, bu Ade bersikap layaknya seorang ibu bagi anak muridnya, mungkin itu yang membuat para santri KMI sering bergurau dan berbagi kisah dengan bu Ade.
Bu Ade mengemban tanggung jawab untuk mengajar pelajaran yang menurut mayoritas 'susah' yaitu mata pelajaran (mapel) Matematika. Oleh karena itu, personal bu Ade yang menyenangkan, membuat MTK bisa dengan mudah diajarkan.
***
Aku termasuk yang mudah menerima pelajaran MTK (Alhamdulillah), ini tentu membuatku menjadi dekat dengan bu Ade. Sederhananya, guru akan mudah mengingat murid yang pandai dalam pengajarannya, dan itu tentu wajar.
Hal ini kadang membuat bu Ade dilabeli 'pilih kasih'.
Aku kerap sebangku dengan sahabatku, namanya Ojik. Dia kebalikanku, jika aku senang bidang eksak, maka dia sangat ahli di bidang non-eksak. MTK adalah mapel yang menyulitkan baginya, karena dia kurang suka hitung-hitungan, hahaha
Ada suatu momen yang waktu itu dia sudah berusaha banget dalam mapel MTK, qadarullah (aku tidak ingat persis bagaimana kejadiannya) dia tidak mendapatkan apresiasi dari usahanya tersebut, dan dia merasa bahwa bu Ade terkesan meremehkannya. Nah pada saat itulah label pilih kasih pada bu Ade ditancapkannya, dan aku juga terkena imbas dari kekesalannya, hahaha.
Dulu jiwaku sangat kompetitif, aku akan berusaha meminimalisir kesalahan dalam pengerjaan MTK, karena pada dasarnya aku sangat senang di-apresiasi, hehehe.
***
Dulu kelas MTK memiliki kelas khusus yang namanya 'moving class', kelasnya penuh dengan hiasan label MTK dan diwarnai dengan berbagai warna, menghilangkan kesan tegang selama pelajaran MTK. Mapel ini berhasil membuatku santai dan berambisi.
Oia, ujian MTK juga berhasil membuat para santri bergadang untuk belajar di mesjid. Bersiap dengan kisi-kisi yang diberi, maka masing-masing akan membentuk grup belajar sendiri, dan menunjuk teman lain untuk mereka mintai mengajar. MasyaAllah banget masa-masa itu.
***
Terakhir ketika berkunjung kesana, bu Ade masih berkhidmat di DP. Masih dengan wajah yang sama, ku merasa tidak ada perubahan di diri bu Ade, raut wajahnya masih sama, malah aku yang mungkin terlihat semakin menua hahaha.
Ketawa beliau, pedulinya serta bercandaannya masih melekat di diri bu Ade, barakallah bu Ade. Semoga ibu sehat selalu ❤️
in frame: Dara dan Bu Ade
Comments
Post a Comment