(Daily) Pengalaman Pertama Mudik Jalur Darat 2019 || Jakarta - Pekanbaru (Part 3/3)

Ada dukanya, ada juga sukanya. Walau lebih banyak sukanya, tapi kami jadi bisa mengambil banyak pelajaran agar lebih berhati-hati jika kedepannya akan menggunakan bus lagi untuk bepergian.  

Baca disini: Pengalaman Mudik Jalur Darat 2019 (Part 2)

Kapasitas bus kalau tidak salah sekitar 32-40 orang kala itu, mayoritas penumpang adalah warga Medan, karena Pekanbaru bukanlah tujuan akhir bus ini melainkan kota Medan. Aku tidak paham obrolan ibuk-ibuk di sekitar tempat kursiku, aku hanya terpukau dengan ibu yang berada tepat didepan kursiku.

Orangtua yang MasyaAllah

Seorang ibu berperawakan kurus, dengan umur sekitar 35-an duduk didepan bangku ku. Beliau membawa 2 orang anak, yang satu masih bayi sekitar 1-2 tahunan dan si abang berbaju oranye berumur 4-5 tahunan.  

Sesekali ku dengar beliau men-talqin kan anaknya surah pendek di Juz 30, si abang sembari bermain ikut mengulanginya, begitu seterusnya. Tidak ada ku dengar rewelan atau kegelisahan dari anak beliau selama diperjalanan, masyaAllah.

Bepergian dengan dua orang balita, pasti bukan sesuatu yang mudah, tapi tidak ada raut kesusahan atau kewalahan dari beliau. Suaminya hanya bisa mengantar sampai terminal kp. rambutan dan akan menyusul nanti setelah lebaran, begitu cerita yang aku dengar ketika si ibu memahamkan kepada anaknya tentang 'kenapa ayah tidak ikut?'

Semoga anak-anak tsb jadi anak sholeh dan sholehah, I admire their mom - the way their mother behaved.

Pemandangan yang Indah

Tak henti mata dan mulut ini berdecak kagum melihat pemandangan selama di perjalanan. Ini alasan kenapa aku menyukai perjalanan darat. Ingin rasanya ku bisa melukis dan menggambar kembali apa yang ku lihat. Melihat pemandangan alam bisa membuatku berkontemplasi tentang what I've done so far. 

Such as a me time walaupun keadaannya ga seperti yang diinginkan, hehe.

Allah Jaga Kami

Memanglah Allah sebaik-baik penjaga dan penolong. Kami berhenti tidak tepat di titik yang kami harapkan. Sang sopir maupun kenek lupa titik berhenti kami, dan kami pun lupa arah mana yang dilalui bus jika melewat Pekanbaru, alhasil kami kelewatan. Hari sudah gelap dan kami pun diberhentikan tidak ditempat yang ramai, berusaha tegar dan santai, kami pun memesan gocar agar bisa sampai rumah. Alhamdulillah, akhirnya sampai juga.

Begitulah cerita perjalanan 3 hari 2 malam kami, sekarang perjalanan darat sudah tidak selama itu, karena pembangunan tol Lampung sudah rampung. 

Setelah cerita ini diterbitkan, barulah kalian orang pertama yang membaca cerita cukup lengkap ini. Makasih sudah mau membaca, akhirnya aku bisa membagi rasa ❤️





Comments