Siang itu, sekitaran jam ku langkahkan kaki ke perpustakaan kampus untuk mengembalikan buku. Sudah lewat batas peminjamannya, ku estimasikan denda sekitar rm10 akan kusedekahkan ke pihak kampus.
'Yah, denda lagi deh', batinku. Jarak dari asrama ke perpustakaan tidaklah jauh, hanya 5-8 menit jika berjalan kaki, memang dasarnya saja yang malas, apa apa ditunda, jadinya ya bayar denda.
Sesampainya di perpustakaan, ku langsung menuju ke ruangan Drop & Box, letaknya di sebelah kanan sebelum masuk ke perpus. Drop and Box adalah pelayanan pengambilan dan pengembalian buku perpustakaan secara mandiri.
Seusainya memasukkan data dan scan barcode buku yg dipinjam, ku langsung keluar. Sudah ku siapkan rencana mau kemana saja setelah dari perpustakaan.
Sembari berjalan menuju ATM Bank Muamalat, ku dihadang oleh seorang perempuan. 'Has the library opened?', tanyanya padaku. Seorang perempuang bermasker, bergaya tomboy dan menyandang tas backpack di punggungnya. 'Yes, but the library will close soon around 2pm' jawabku. 'But next week insyaAllah library will be closed as usual in 6pm, just wait for the official announcement' ujarku menambahkan.
Terlihat raut senang dari matanya, aku pun ikut bahagia. Mencari ketenangan dan inspirasi di perpustakaan merupakaan kebehagiaan bagi sebagian orang, sepertinya dia termasuk. Singkat cerita kami pun berkenalan, namanya 'Farah', mahasiswa S2 jurusan Hukum dan juga sedang menyelesaikan penelitiannya. Samar ku ingat bahwa iya ingin melanjutkan pendidikan S3 nya setamat ini.
Setelah ku perkenalkan diriku, dia pun histeris begita tau asal ku dari Indonesia. Dia berasal dari Serawak (kalau tidak salah), yang mana daerah yang cukup dekat dengan perbatasan Indonesia-Malaysia. Mengobrol cukup panjang dan ditutup dengan bertukaran nomer whatsapp, dia pun menyodorkan bungkus makanan di tangan kanannya.
'Ini untuk awak' katanya., selama 5 detik ku tak bergeming. Aku sungguh tak pandai berkata-kata, sekian banyaknya penolakan dariku dan begitu juga paksaan darinya, akhirnya aku mengambilnya 'MasyaAllah, thank you sister'
Dan kemudian kami pun berjalan berlawanan arah. Sesampainya di kamar ku lihat pemberiannya, ternyata sebuah kue muffin red velvet, yang selama ini ingin ku beli di Richiamo (sebuah cafe) tapi belum pernah kesampaian, sekali lagi MasyaAllah.
Im so speechless.
*)Photo by Aneta Voborilova on Unsplash
Comments
Post a Comment