(29/10/2021) Begitu amat terasa kehilangan seorang teman yang senantiasa menjadi tempat bertanya.
Pagi tadi kami dikejutkan dengan berita dari salah seorang teman di grup Whatsapp jurusan sekolah dulu. Tentu harapnya berita bahagia, sebuah undangan pernikahan contohnya, atau berita lahirnya buah hati dari teman-teman kami. Sayangnya, ini merupakan berita duka, berita yang secara langsung menjadi peringatan kepada kami yang masih rentan berbuat dosa.
Yap, teman seperjurusan dan sekelas kami di kampus berpulang lebih dulu.
Beliau memiliki personal branding yang sudah mengakar di ingatan kami, beliau adalah orang yang paham akan teknologi. Siapapun anak kampus jurusan kami yang ada masalah dengan laptopnya, jawaban yang sering ku dengar, 'coba tanya ke Fikjul!'.
Alih-alih percaya pada abang-abang service di Madang (sebuah kawasan dekat kampus dulu), aku lebih percaya kalimat yang keluar dari mulut Fikjul. Semakin ku yakini bahwa kepercayaan itu tercipta karena buah dari kebaikannya.
Bak potongan roll film, sekelebat kebaikan-kebaikan beliau terputar di otakku.
Padahal tidak akrab dengannya, tapi karena rekomendasi akan keluhan laptop selalu tertuju untuknya, maka mau tidak mau, aku mulai meminta bantuannya.
Pertanyaan apapun yang dilontarkan kepadanya, akan berusaha dijawabnya. Dibalik susahnya memahami jawaban mengenai masalah seputar laptop dari Google, akan kuminta beliau menyederhanakannya ala bahasa orang awam seperti ku.
Begitu juga ketika konsultasi mengenai laptop, jika sebagian besar orang akan menjawab, 'coba deh cek google, pasti ada' atau malah jawaban, 'duh gimana ya, susah ngejelasinnya', beliau malah tak henti memberikan jawaban yang juga disertai link tambahan.
Melalui perantara beliau juga lah aku mulai memaksimalkan potensi laptopku. 'Wah kalau laptop resolusi segini, enak nih buat bla bla bla, terus jenis processor ini bisa nih za buat bla bla bla', dari situlah mulai kupelajari skill baru untuk manfaatin performa laptop itu sendiri.
Padahal sudah diniatkan untuk menghubungi beliau kembali untuk bertanya hal lain lagi, tapi Allah berkehendak lain. Allah lebih tahu mana yang terbaik.
Sepanjang status mengenai kepergiannya yang di posting oleh beberapa teman di media sosial, banyak juga ternyata di antara mereka yang menjadikan Beliau sebagai tempat bertanya. Oleh karena itu, terimakasih atas semua kebaikannya fikjul, semoga tenang disana dan tunggu kami, karena kami juga sedang menunggu giliran.
This post I dedicated to my friend 'Fikri Juliarto S.Akun', may Allah grant you a place in Jannah. aamiin
(Photo by Ashkan Forouzani on Unsplash)
Comments
Post a Comment