Sinopsis
Ada sejumlah perjuangan introver yang tidak diketahui banyak orang. Misalnya, perjuangannya saat harus berbicara di depan banyak orang, saat harus menyapa orang tak dikenal, saat harus berpura-pura menikmati pesta, juga saat harus mempertahankan konsep dirinya di tengah gempuran interaksi yang terfasilitasi dengan mudah oleh media sosial.
Sederet stigma dikenakan pada introver. Misalnya, pemalu, antisosial, egois, pemurung, tidak bisa bahagia. Itu terjadi hanya karena introver melekat dengan kesendirian dan kesunyian. Itu terjadi karena introver menikmati hidup dengan cara yang berbeda.
Terdiri dari 65 tulisan yang terbagi ke dalam tiga bagian besar, buku ini merangkum sekelumit cerita yang dialami introver saat berhadapan dengan perjuangan-perjuangan itu dan mengajak pembacanya menjelajah di ‘ruang angkasa’ dalam kepala introver.
Buku ini menyuarakan kesunyian yang sering dianggap tak berguna, dicap sebagai keanehan, dan dinilai sebagai sesuatu yang tidak menarik. Buku ini ingin menunjukkan bahwa kesunyian bisa menjelma menjadi nyanyian merdu nan menyentuh kalbu jika didengarkan dengan hati. Maka dengarkanlah nyanyian ini dengan segenap hatimu.
Testimoni Pembaca
Sebuah buku untuk kita yang seringkali salah dipahami manusia lain hanya karena berbeda dari kebanyakan. Setiap tulisan dalam bukunya selalu berbobot. Di ramu sedemikian rupa sehingga memberi energi bagi yang membaca.
Racikan setiap kata demi kata membuat hal hal sederhana yang tadinya kita abai, menjadi menarik untuk dibaca. Hingga perasaan perasaan yang kita bingung hendak menuliskannya seperti apa, lagi lagi, Kak Urfa berhasil mewujudkannya dalam deretan kalimat yang tepat.
Semoga buku ini kelak akan jadi rekam jejak bahwa kita (re; pembaca), pernah ingin dipahami sedemikian rupa.
(Trilola Virginia Devino, @lolanyunyu)
Membaca ini, seperti membaca diri sendiri. Banyak bagian dalam buku ini yang menggambarkan sisi diriku. Buku yang recommended untuk para introver, atau ekstrover, yang ingin menyelami jiwa introver.
(Isna Fauziah, @isnafauziah09, ISFJ)
Mau bilang terima kasih banyak karena sudah membuat buku ini. Senang bacanya, senang bisa merasa ada yang mengerti. Senang karena perlahan aku bisa lebih mengenal diriku sendiri.
(Adinda Mahardhika Yasmin, @dindacron)
Terima kasih, buku ini telah sukses membuat saya menangis. Saya seperti membaca diri saya sendiri. Saat saya baca, saya baru sadar kalau ternyata saya sudah menyakiti diri sendiri terlalu lama dengan berusaha berubah menjadi ekstrover.
(Rifki Khairil Ulfah, @rifkiulfah)
Harusnya semua pendidik, guru, dosen, membaca buku ini. Agar paham tidak semua siswa terlahir sebagai ekstrover. Dan tidak semua siswa dipaksa menjadi ekstrover. Aku perluas, seharusnya semua orang membaca buku ini.
(Afrida Ardiana, @afridardiana)
Sejujurnya buku ini adalah buku yang aku cari selama ini. Aku sejak lama juga dilihat aneh oleh teman-teman, dianggap freak, sampai akhirnya aku berusaha lebih kenal lagi dengan diriku sendiri. Tulisan dalam buku ini adalah kata hatiku yang belum aku ungkapkan. Benar-benar menggambarkan aku banget.
(Digna Aisyah, @digna.aisya)
I have so much to say about this book. Saking banyaknya malah berhamburan entah ke mana. Buku ini membuatku lebih mengenal, lalu pada akhirnya bisa menerima dan mencintai diri sendiri sebagai seorang introver, dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Terima kasih telah menuliskan 'kado' ini. Terima kasih telah mampu melawan kecemasan-kecemasan hingga buku ini lahir.
(Karmini Widyani, @karminiwidyani)
Comments
Post a Comment