(Sharing) Five Lessons From The Past


Past has great memories to be remembered and learned. From the past, we can take a big step for nowadays. Membayangkan hal-hal di masa lalu membuat saya tertawa sekaligus menangis, ada begitu banyak memori yang ingin saya ulangi, kesalahan yang ingin saya perbaiki dan petikan kejadian yang ingin selalu saya maknai.

Ada banyak sekali pelajaran di masa lalu -tepatnya 23 tahun kebelakang- yang selalu menjadi bayang-bayang pengingat sampai sekarang. Untuk kali ini, saya akan berbagi lima poin pembelajaran yang akan selalu saya ingat dari masa lalu.

1. Pergunakan waktu sebaik-baiknya

Dulu terasa banyak sekali excuse terhadap diri sendiri, ketika sudah waktunya untuk menyelesaikan to-do-list yang sudah disusun di malam hari, malah terkalahkan dengan jadwal hangout dari teman yang selalu mendadak.

Masih belum disiplin waktu, sehingga apapun ajakan teman tidak bisa digelengkan walau hanya sebentar. Bukan teman yang menjadi penghambatnya, justru komunikasi saya lah yang seakan membuat teman terkesan tidak memperdulikan, coba saja dari awal sudah dibilang, 'besok kalau mau rencana apa-apa berkabar dulu ya'. Nah, begitu kan enak.

Ketika libur semester, wajar sekiranya menghabiskan waktu dan merebahkan jiwa selepas UAS yang amat sangat memusingkan kepala. Tapi menjadi tidak wajar jika meliburkan diri sampai berhari-hari malah berminggu-minggu. Benar bukan?

Manfaatkan waktu luang, nanti kamu akan menuai hasilnya!

2. Akhiri dengan baik apa yang sudah dimulai

Banyak sekali kegiatan yang serasa ingin menyerah di tengah jalan, seperti halnya mengajar dari Sentul sampai ke Ummul Quro, harus beraktifitas lebih pagi dari penghuni kosan lainnya ketika weekend, itu sungguh tantangan yang sangat nyata. wkwk

Diamanahi beberapa kepengurusan, tapi malah merasa tidak meninggalkan hal-hal yang bisa diwariskan. Ghirah dalam memaksimalkan peran ketika itu masih sangat sedikit, padahal peluang menciptakan kebaikannya amatlah besar. 

Ternyata satu hal yang saya lupa ketika mau mengakhiri suatu hal, yaitu "create a good legacy". Saya lupa meninggalkan legacy yang seharusnya bisa menjadi jariyah sampai sekarang.

Dimanapun berada, meninggalkan legacy yang baik itu sebuah keharusan!

3. Kurangi mager, perbanyak lagi silaturahmi 

Bicara silaturahmi sama halnya berbicara mengenai networking. Magernya diri ini justru membuat saya gagal menyambung tali silaturahmi, malah jarak antara Sentul - IPB Dramaga saja berasa Bogor - Jakarta. Haha

Tapi tak mengapa, minimal masih say hello dan kenal dengan adik tingkat dan dosen merupakan suatu hal yang masih saya syukuri. Jangan pernah menutup diri, orang baru itu tak selamanya menakukan, justru kadang membawa kebermanfaatan.

Nongkrong boleh, tapi liat kembali esensi berkumpulnya. Jangan sampai kesusahan teman sendiri tidak diketahui disebabkan minimnya komunikasi.

Yuk yuk, silaturahmi itu perlu dieratkan kembali!

4. Jaga pergaulan

Lingkungan itu kadang dapat mempengaruhi segalanya, baik itu keputusan, akademik, lifestyle maupun pola pikir. Jika bisa memilih, pilihlah lingkungan yang positif, menambah nilai kebermanfaatan, serta semangat untuk selalu upgrade diri.

Bukan hanya itu, pergaulan dengan lawan jenis juga termasuk dalam poin ini. Banyak yang pikirannya terganggu justru karena memikirkan hal tersebut. Jangan buang-buang waktu untuk itu, abaikan saja!

5. Banyakin exploring

Baik SMP, SMA maupun kuliah, gali rasa penasaran itu sedalam-dalamnya dan coba berbagai hal bermanfaat sebanyak-banyaknya. 

Perbanyak teman dari berbagai disiplin ilmu, hal ini secara tidak langsung akan membuka pikiranmu bahwa apa yang kamu ketahui sekarang, itu hanya sedikit dari yang ada diluar saBanyak hal diluar sana yang diluar nalarmu sekarang ini.

Ketahui banyak hal, dengan itu kamu akan menghargai banyak hal juga!

Keep moving!! Mistakes are normal but never do it twice. Experiences are expensive, so never stop learning.

#30TWC2101

Comments