Yap, I am failed
Chevening yang kemaren saya sangat usahakan, ternyata berbuah pahit.
Kegagalan dalam beasiswa Chevening ini juga disebabkan oleh saya yang tak sungguh-sungguh, banyak sekali essay yang saya buat dengan seenak jidat, tanpa memperhatikan poin STAR dan semacamnya. haha
Apalagi ya? sepertinya masih banyak poin-poin yang menyebabkan tidak lolos seleksi administrasi.
Sakit ga? bangeeet
Kecewa? enggaaklah
Karena diawal saya memang tidak 100% menggantungkan harapan di beasiswa ini.
Sudah paham dari awal bahwa visi beasiswa ini tidak fit on me. Pasti minimal jika kita mencoba sesuatu, kita bakal menimbang atau bercermin di diri sendiri, ya ga? wah ada peluanglah 20%, sepertinya bisa jebol administrasi deh, bukan beasiswa ini yang cocok tapi beasiswa ini, dan masih banyak lagi kualitas diri yang bisa kita ukur sendiri.
Tapi, selama proses menyiapkan beasiswa ini, bukan berarti usaha saya tidak 100%, malah diatas itu.
Saya deketin mentor saya untuk sekedar proofread essay, hubungin pihak kampus untuk bisa jadi pemberi rekomendasi, dan lain sebagainya.
Betul, rencana manusia kan tetap harus berada dikoridor rencana Tuhan. Kalau ga selaras, otomatis ditolak, penolakan pun juga merupakan rencana terbaik-Nya. Kamu manusia bisa apa?
Ngomong-ngomong, ada yang apply Chevening juga tahun 2019 kemaren? kwkwkw
----------
Benar kata orang, lingkungan itu akan membawamu. Grup Chevening sangat memberikan positif impact kepada saya, jadi lebih open-minded dan lainnya.
Hidup ini memang tentang kegagalan, menang itu hanya bonusnya 😄
Comments
Post a Comment